Sebelum
bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang cantik, ia adalah seekor ulat. Selama ia
menjadi ulat, ia menjadi salahsatu binatang yang lemah dan kecil. Ulat bahkan
merupakan makanan dari banyak binatang, sehingga ia harus berjuang untuk tidak
dimakan agar dapat bertahan hidup; hal tersebut memperlihatkan bahwa dalam
proses kehidupan tidak menutup kemungkinan bahwa ada saatnya seseorang manusia,
sama seperti ulat, berada pada fase hina dan lemah, merasa tidak berdaya atau
kecil. Biasanya pada fase awal atau pemula walaupun begitu seseorang tetap
harus bertahan, berusaha, dan berjuang sekuat tenaga agar tidak “dimakan”,
serta bersabar karena fase itu suatu saat akan berlalu juga.
Berjalan
tiada henti, bukan untuk mencapai keberhasilan tapi melewati halangan dan
tantangan. Karena keberhasilan itu pasti adanya, manakala sang pejalan mampu
melewati setiap hinaan atau fitnah yang diadakan. Ketika semburat mutiara fajar
telah mengintip dibatas malam, itu pertanda sebentar lagi matahari akan
menampakkan senyuman. Itulah roda kehidupan, ia tidak akan berhenti berputar
sampai ditelan zaman.
Mengutip nasehat ibnu Arrobbi: “berterimakasihlah pada
mereka yang tidak kamu kenal sama sekali dan tidak mengenal-mu sama sekali,
karena tidak mengganggu kamu dan kamu tidak mengganggu mereka.”
Ulat bukan termasuk binatang yang disukai banyak orang,
ulat jenis yang dapat membuat orang merasa jijik hanya dengan melihatnya saja
atau juga jenis ulat yang jika dipegang dapat membuat orang merasa gatal. Beberapa
alasan tersebut membuat orang enggan atau tidak mau dekat dengan ulat, bahkan
cenderung menjauhi ulat; mirip seperti ulat, dalam kehidupan, tidak ada orang
yang disukai oleh semua orang. Orang yang paling baik sekalipun juga dapat
mempunyai musuh atau orang yang tidak menyukai-nya. Dan pada saat-saat
tertentu, orang yang selalu merasa disukai dan mempunyai banyak teman juga
dapat merasa kesepian atau ditinggalkan.
“Ketika
dunia ternyata tidak bersahabat pada-mu, maka kau harus menghadapinya. Karena
tidak seorang pun yang akan menyelamatkan-mu, jika kau tidak berusaha. Jika kau
menyerah, maka kau hanya seorang hamba yang hanya bisa sampai sejauh ini;
sungguh sangat kasihan seseorang yang ingin mencapai laut, namun hanya
terpuaskan oleh secangkir air...”
Maka
dari itu, pada masa tersebut, seseorang harus tetap berjuang dan berusaha
melewati hidup, karena jika dapat melewatinya, suatu saat dia akan mempunyai kesempatan
berubah menjadi kupu-kupu yang cantik. Bagaimana cara menyikapinya atau
mencapainya? walaupun terdengar klise, akan tetapi sebanyak apapun teman kita
dan seberapa keras pun usaha mereka untuk membuat kita senang, tidak akan
berpengaruh banyak kalau kita memang tidak bahagia dengan diri sendiri. Kebahagiaan
yang tergantung pada orang lain atau kondisi tertentu itu bukan kebahagiaan
yang asli, tapi cuma kesenangan sesaat. Kebahagiaan yang sebenarnya itu adalah
saat kita bahagia dengan diri sendiri dan kondisi kita yang sekarang.
Iman, islam, sehat dan orang-orang sekeliling yang
menyayangi-mu, tidak cukupkah membuat-mu bersyukur dan bahagia? hemat saya,
bahagia itu bukan dengan dikelilingi orang-orang tercinta, tapi dengan mencintai
orang-orang disekeliling.
Comments
Post a Comment